-->

Ketika PUBG diambil alih oleh sang peniru

PUBG harus menerima kenyataan bahwa permainan yang digugat lebih awal karena dituduh plagiarisme ternyata memiliki manfaat lebih besar.

Ketika PUBG diambil alih oleh peniru

Nives Out adalah salah satu klon dari PUBG. Meskipun dikatakan demikian, sebenarnya Knives Out meraih untung lebih besar dari PUBG pada 2018 kemarin.

Dilansir dari FoxSports, sebuah perusahaan analisis bernama Sensor Tower mencatat bahwa pencipta Knives Out, NetEase, berhasil mengumpulkan USD465 juta dari seluruh dunia. Angka ini bahkan mengalahkan pencapaian Fortnite yang mengumpulkan USD455 juta di platform mobile. Namun perlu dicatat bahwa perolehan Fortnite tidak termasuk hasil yang diperoleh pada platform Android.

Tower Sensors mencatat bahwa 80 persen keuntungan Knives Out berasal dari Jepang. Di negara ini, adopsi game PUBG dan Fortnite tidak sekuat di negara lain. Di Jepang, rata-rata pemain Knives Out dapat menghabiskan sekitar USD370 dalam game, baik untuk Android maupun iOS. Menariknya, pengeluaran pemain ini dikatakan 11 kali lebih besar dari pengeluaran yang dilakukan oleh pemain Mobile PUBG di Android dan iOS.

Berdasarkan data Sensor Tower, platform iOS menyumbang 18 persen dari keuntungan Knives Out. Mayoritas pemain game ada di platform Android. Melihat keuntungan yang diraih terutama di Jepang, NetEase memperbarui Knives Out dengan peta baru, yaitu Tokyo.

Perlu dicatat, pada pertengahan tahun lalu, PUBG Corp menuntut dua game yang diklaim menjiplak game PUBG, salah satunya adalah Knives Out. Kedua game dikatakan memiliki kesamaan dalam hal game, penggunaan senjata, konsep lobi game dan cara pemain memasuki game. Meski begitu, Knives Out masih lebih sukses daripada PUBG di platform seluler.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel